Kamis, 08 Juni 2006

MEROKOK DAN MELUDAHI

Saya yakin semua orang waras yang ada di seluruh dunia akan tersinggung bila diludahi. Apalagi yang diludahi adalah bagian wajah. Bisa bisa akan timbul pertumpahan darah. Karena hal tersebut identik dengan mencoreng harga diri orang yang diludahi.

Saya juga yakin banyak sekal orang yang merokok di dunia ini, terutama laki - laki. Bahkan pada beberapa suku bangsa merokok merupakan salah satu warisan budaya bangsanya.

Nah, apa hubungannya merokok dengan meludahi. Ini pendapat saya pribadi yang muncul karena di depan mata saya ada seorang laki - laki yang berbicara dengan seorang wanita sambil merokok.

Merokok sudah tidak usah disangkal lagi dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Kalau pendapat itu semua orang sudah mafhum, sudah paham. Bahkan seorang perokokpun tahu hal itu. Makanya saya tidak akan membicarakan merokok dari sisi kesehatan fisiologis tubuh. Tapi dari sisi sosial, yang idenya tercetus dari dua orang yang sedang berbicara dan salah satunya sedang merokok.

Menurut saya sih dalam hubungan sosial yang di dalamnya adalah mayoritas bukan perokok, seharusnya seorang perokok berusaha menahan diri untuk tidak merokok. Tipikal orang indonesia biasanya enggan sekali untuk menegur orang yang sedang merokok. Rata rata sih bukan karena tidak merasa terganggu tetapi karena sikap apatis dan masa bodoh dengan hal tersebut. Yang lain mungkin merasa segan. Padahal dengan tidak menegur orang tersebut, banyak sekali hak - hak hidup yang terampas secara paksa.

Semua manusia berhak untuk menikmati dan menghirup udara yang bersih. Semua manusia berhak untuk memiliki kesehatan fisiologis yang bebas dari asap rokok. Itu kalau dilihat dari kacamata dan sudut pandang kesehatan. Mungkin pendapat senada sudah sering didengar. tetapi ada yang secara tidak sadar telah dilakukan kepada seorang perokok kepada non perokok. Yaitu menginjak - injak harga diri orang yang tidak merokok, melakukan pemerkosaan, dan pemaksaan kehendak.

Bagaimana hal itu bisa terjadi ?
Bayangkan bila kita berada di antara orang yang merokok, sudah pasti ada asap yang terhirup meskipun kita sudah ada berusaha untuk tidak menghirupnya. Asap itu harus kita telan mentah mentah tanpa ditawar tawar. Apakah si perokok peduli dengan limbah asapnya..? sebagian perokok mungkin akan merasakan empati ketika melihat korban asap rokoknya menyindir dengan menutup hidung. Tapi ingat... Sebagian asap rokok tersebut sudah masuk ke dalam saluran pernafasan dan masuk ke peredaran darah dan tidak mungkinuntuk ditarik kembali. Apakah si perokok dapat mengembalikan kondisi tubuh si 'korban' seperti semula..? Tidak akan pernah bisa... Bukankah itu adalah bentuk pemerkosaan yang tak disadari pelaku dan korban

Bila meludah diibaratkan mengeluarkan sekret tubuh yang pasti tidak akan seorangpun akan menjilatnya kembali. Ludah yang sudah dibuang adalah sampah tubuh yang tidak termanfaatkan lagi. demikian juga asp rokok, yang akan dibuang setelah dihisap. Tanpa ada yang dapat dimanfaatkan sedikitpun. Asap rokok adalah limbah manusia yang berbentuk gas, sedangkan ludah adalah limbah yang berbentuk cair.

Ketika asap rokok mengenai seorang non perokok maka residu asap yang berupa partikel partikel karbon kecil akan menempel di bagian tubuh yang terkena. Terutama bagian wajah, bahkan masuk dengan paksa ke dalam tubuh. Bila seseorang yang diludahi wajahnya bisa sangat murka padahal ludah yang menempel gampang sekali untuk dibersihkan. Seharusnya orang yang terkena asap rokok orang lain dapat lebih dari sekedar murka. Karena mustahil sekali asap rokok yang menempel di tubuhnya dapat dibersihkan tanpa menimbulkan bekas dibandingkan dengan bila diludahi yang dapat bersih kembali bila dicuci dengan air saja.

Apakah kita rela bila ada orang yang memaksakan masuk racun dalam tubuh kita, baik sadar ataupun tidak ? Apakah rela bila harga diri kita diinjak injak oleh seorang perokok dengan asapnya , yang lebih dahsyat daripada sekedar meludahi ?

Tidak ada komentar: