Minggu, 20 Januari 2008

DOOOH... ORANG INDONESIA

Sering ke mana mana naik cipaganti travel atau taksi. Tergelitik juga liat cara supir supir pake safety belt alias sabuk pengaman. Tu sabuk sudah dipasang ke klipnya, nah kalo mau dipake tinggal bagian yang nyelempang (bahasa apa ini... Ngerti kan) di dada yang dipakai. Sementara yang menahan pinggang ada di belakang.

Ini nyata hanya di Indonesia (nyontek jargon acara di rcti). Membuat berpikir.. Gmana sih sebenarnya bangsa ini menyikapi peraturan. Untungnya saya bukan termasuk pengguna safety belt yang seperti itu. Jadi sah sah saja berpendapat gaya idealis begini.

Bangsa kita ini nampaknya harus dipahamkan mengenai manfaat dari diberlakukannya undang - undang dan peraturan. Bukan dengan adanya peraturan justru malah berusaha ngakali (ni istilah apalagi ...?). Banyak yang kita temui praktek praktek ngakali peraturan atau undang undang. Padahal bikin peraturan jelas jelas makan biaya yang amit amit banyaknya. Mungkin kalo buat dibagi bagi ke rakyat untuk tertib dan nurut sama pemerintah akan lebih nurut. Lha wong orang indonesia itu rata rata butuh duit buat bertahan hidup kok.

Celakanya lagi justru para penegak hukum (polisi alias police) ikut ikutan berpartisipasi untuk menegakkan praktek praktek ngakali peraturan peraturan untuk mendulang makan siang. Liat aja tu perut perut polisi senior yang jadi penguasa perempatan lampu merah. Gendut gendut rawan hipertensi, stroke dan penyakit jantung. Kebanyakan makan uang haram kali ya. Semestinya mereka jangan buka counter pengadilan di jalan raya dong. Kalo harus ditilang ya ditilang aja. Liat dong film film orang bule yang menggambarkan polisi mereka ngasi surat tilang yang diselipin di wiper mobil. Yang kena tilang juga dengan adanya surat tersebut sadar sudah melanggar peraturan, dan ngurus dendanya ke pengadilan. Bayangkan kalo terjadi di Indonesia... Bisakah seperti itu. Boro boro... Lha polisinya aja barbar (inget ... Pernah ban mobil digembosi polisi waktu ditinggal parkir di rs advent lampung).

Memang bangsa kita ini butuh panutan yang didengar. Jadi kalo disuruh taat peraturan langsung taat getooo... Gak berusaha terlihat seakan akan mematuhi. Kayaknya emang butuh diubah jadi negara kerajaan neh...(baca thread tentang Indonesia sebagai negara kerajaan).

Kalau semua sudah paham pentingnya peraturan dan undang undang, tentunya semua akan berjalan teratur dan enak dilihat. Dan bisa jadi kita tidak akan pernah lagi melihat polisi polisi gendut di perempatan jalan. Bisa jadi bodi mereka atletis karena disiplin olahraga dan makan makanan yang halal dan thoyib. Trus kita liat di jalanan semua teratur, pas lampu merah semua kendaraan berhenti, lampu kuning ngurangin gas, pas lampu hijau ya jalan, bukan sebaliknya. Liat aja tuh di jalan, pas lampu merah tetap jalan, lampu kuning tancap gas, giliran lampu hijau malah berhenti (angkot punya gaya...). Ngaco banget kan.

Makanya sebagai orang timur yang berbudaya (jangan jangan budaya timur emang tukang langgar gitu...?) kita cobalah dari diri masing masing untuk menaati peraturan sekecil apapun. Termasuk aturan tingkat RT yang menyatakan tamu 1 x 24 jam wajib lapor. Jika kita mulai untuk disiplin maka kita akan menambah komunitas orang disiplin maka berarti kita nambah satu orang disiplin di negara ini, sebaliknya kalao kita gak disiplin, maka akan mengurangi satu orang disiplin di negara ini. Mudah - mudahan dengan makin banyaknya warga disiplin di Indonesia, maka bangsa ini akan menjadi negara yang disiplin.

Tidak ada komentar: